Badai matahari terbesar dalam siklusnya yang ke-24 telah
terjadi pada Senin, 23 Januari 2012. Sampai hari ini, meski dampaknya tergolong
kecil, masih berlangsung di Indonesia.
Menurut peneliti matahari dari Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (Lapan) Bandung, Clara Yono Yatini, badai matahari yang
terjadi Senin sore, 23 Januari 2012, termasuk tipe II. “Tipe itu menandakan
adanya gelombang kejut karena ada partikel matahari yang meloncat,” katanya,
Rabu, 25 Januari 2012.
Dari hasil pengamatan Lapan, dampak badai itu sudah sampai
ke Bumi dan terasa di Indonesia. “Lapisan ionosfera terganggu sehingga
menimbulkan gangguan komunikasi radio pada 23 Januari sore,” ujarnya.
Dampak badai matahari itu ada yang langsung ke bumi pada
hari terjadi, juga tidak langsung, yaitu selama satu hingga empat hari.
Gangguan pada lapisan ionosfera itu, kata Clara, bisa berdampak pada kerja
satelit dan sinyal telepon seluler. “Sejauh ini kami belum mendapat laporan
gangguan dari masyarakat dan operator seluler,” katanya.
Lapan juga masih terus memantau kondisi matahari yang
aktivitasnya kini menuju masa puncak badai matahari pada 2013 mendatang. Lapan,
kata Clara, juga tengah menyiapkan peringatan dini ke pemerintah dan masyarakat
terkait badai matahari dan dampaknya.
Sumber : http://teknologi.inilah.com
0 komentar:
Post a Comment